Pendakian gunung kembang wonososbo
Ada yang istimewa kalau mendaki di gunung Kembang. Harga satu sampah di gunung ini sangat mahal. Sehelai plastic yang tertinggal di gunung akan dihargai Rp. 1.025.000. bayangkan saja satu sampah saja bisa setara dengan harga sepatu gunung, atau juga seharga satu tenda. Tidak hanya harga sampah yang mahal. Harga selembar tissue basah juga Rp. 1.025.000. Bagi pendaki yang mengabaikan larangan-larangan yang sudah ditetapkan bersiaplah untuk mendapat sanki denda sebesar RP. 1.025.000. untuk yang kedapatan membawa tissue basah akan didenda per lembar tisunya, begitu juga bagi yang tidak membawa turun sampah sesuai dengan ceklist. Untuk point point larangan yang lainya juga melanggar akan diserahkan ke pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum sesuai dengan undang – undang yang berlaku. Ada yang menarik dan mengelitik hati untuk bertanya pada petugas base camp, mengapa harus membawaya denda sebesar itu dan ada nominal 25 ribu. Mengapa tidak digenapkan satu juta saja. Mas Fathur, salah seorang pengelolah base camp menjelaskan bahwa yang 25 ribu itu akan didonasikan untuk Masjid atau Mushola di sekitar atau didonasikan untuk anak yatimAda beberapa point dan aturan yang ketat disampaikan oleh petugas diantaranya harus sehat jasmani dan harus dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter, apalagi mendaki dimasa pandemi seperti ini, pendaki wajib membawa masker minimal 2 pcs, hand sanitaizer, membawa alat makan dan minum pribadi, tenda hanya boleh diisi 50% dr kapasitas, kartu tanda pengenal (ktp/sim/ktm/kartu pelajar/passport), jas hujan dan sleeping bag per orang, alat penerangan atau senter per orang. Selain peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa oleh pendaki ada juga larangan yang wajib dipatuhi oleh semua pendaki diataranya adalah tidak boleh membawa tissue basah, tidak membawa turun sampah / kurang. Setelah pendaki turun dan harus melapor lagi di basecamp, petugas akan mengecek list barang terutama barang bawaan yang berpotensi menghasilkan sampah akan dicocokan dengan list diawal pendakian. Tidak boleh kurang. Sampah sekecil apapun harus dibawa turun. Harus diapresiasi peraturan semacam ini. Secara tidak langsung mendidik para pendaki untuk disiplin dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan juga barang bawaannya termasuk sampah. Bagi yang melanggar aturan-aturan yang sudah disampaikan akan dikenai sanksi. Selain harus membawa turun sampah ada juga larangan untuk tidak membawa sajam (senjata tajam) dengan bilah lebih dari 20 cm, tidak boleh memawa sentaja api, tidak juga diperkenankan untuk membawa bungkusan atau kemasan dalam bentuk Stereo foam, jangan membawa alat makan atau minum yang hanya sekali pakai, botol air minum kemasan misalnya. tidak diijinkan membawa alat music/ music box, karena akan mengganggu pendaki lain ataupum mengganggu habitat yang ada di gunung tersebut, pendaki juga harus disiplin dan tidak boleh mendiriakan tenda di luar camp area yang sudah ditentukan dari pihak base camp. Tidak boleh melakukan vandalisme baik dibatu maupun dipohon ataupun di plang atau tanda jalur. Tidak boleh menyalakan api unggun atau petasan, tidak boleh menebang pohon, tidak juga membawa minuman berakohol dan narkoba.
Ada yang istimewa kalau mendaki di gunung Kembang. Harga satu sampah di gunung ini sangat mahal. Sehelai plastic yang tertinggal di gunung akan dihargai Rp. 1.025.000. bayangkan saja satu sampah saja bisa setara dengan harga sepatu gunung, atau juga seharga satu tenda. Tidak hanya harga sampah yang mahal. Harga selembar tissue basah juga Rp. 1.025.000. Bagi pendaki yang mengabaikan larangan-larangan yang sudah ditetapkan bersiaplah untuk mendapat sanki denda sebesar RP. 1.025.000. untuk yang kedapatan membawa tissue basah akan didenda per lembar tisunya, begitu juga bagi yang tidak membawa turun sampah sesuai dengan ceklist. Untuk point point larangan yang lainya juga melanggar akan diserahkan ke pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum sesuai dengan undang – undang yang berlaku.
Komentar
Posting Komentar